Krisis Ekonomi – Sebenarnya kami agak enggan untuk menulis artikel ekonomi yang berkaitan dengan krisis apalagi menceritakan krisis ekonomi yang melanda negara kita, Indonesia. Karena dengan membahas kembali tentang krisis ekonomi akan mengingatkan banyak orang di negara ini tentang buruknya kualitas penanganan ekonomi di negara kita beberapa tahun yang lalu.
Namun kami menemukan sebuah opini yang kami rasa perlu untuk menjadi acuan para pemimpin di negara ini khususnya dalam memacu peningkatan kualitas ekonomi Indonesia yang bentuknya lebih kepada pencegahan agar krisis yang sangat tidak kita inginkan itu tidak terjadi lagi. Inilah artikel tentang tiga pintu yang menjadi tempat masuknya krisis ekonomi di negara kita. Dengan memahami artikel ini, mudah – mudahan kita bersama bisa mencegah terbukanya kembali tiga pintu tersebut agar krisis ekonomi segera menjauh dari negeri tercinta ini.
Melalui pintu perdagangan diprediksi bahwa nilai ekspor Indonesia akan mengalami guncangan. Terbukti pada April 2012 yang lalu sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik tercatat bahwa Indonesia mengalami defisit nilai ekspor sebesar US$ 641 juta lebih. Hal ini diakibatkan nilai impor yang terjadi di pasar perdagangan lebih besar dibanding nilai ekspor dari dalam negeri. Besarnya nilai impor saat itu mencapai US$ 16,62 Miliyar, sedangkan nilai ekspor hanya mencapai US$ 15,98 Miliyar. Meskipun demikian beliau mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu bergantung pada nilai ekspor saja meskipun hal tersebut memang ada pengaruhnya terhadap stabilitas keuangan negara yang memicu terjadinya krisis ekonomi.
Agus juga mengatakan bahwa pemerintah masih perlu untuk meninjau kembali masalah pengendalian impor. Hal ini diperlukan sebab pemerintah juga masih kesulitan dalam mengatur kebijakan ekspor. Dan jika pembatasan impor ini dilakukan, maka hal yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah adalah kepastian pemenuhan kebutuhan domestik dengan produksi dari dalam negeri. Berarti jika kebutuhan dalam negerti dapat terpenuhi dengan produksi dalam negeri, maka nilai impor bisa ditekan. Jika produksi dalam negeri tidak dapat mencukupi kebutuhan domestik maka resikonya adalah timbulnya kelangkaan dan memicu meningkatnya inflasi.
Dan untuk mengatasi masuknya krisis ekonomi melalui pintu keuangan dan kepercayaan, Beliau telah menyampaikan bahwa kondisi krisis yang melanda Eropa telah merangsang pemerintah kita untuk melakukan konsolidasi penyehatan keuangan. Dan sebagai antisipasinya, pemerintah kita juga telah membentuk protokol manajemen krisis yang berfungsi untuk menstabilkan kesehatan fiskan, menstabilkan rasio utang negara, dan memperkokoh kondisi ekonomi domestik.
Mengenai ketahanan fiskal sebenarnya pemerintah kita optimis sanggup untuk tetap menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap berada di bawah angka 3%. Di sisi lain, pemerintah juga terus melakukan perbaikan iklim investasi dan memperbaiki kondisi infrastruktur dengan tujuan untuk menjaga pergerakan pertumbuhan ekonomi agar kuat terhadap ancama krisis ekonomi.
Dan informasi terbaru di sektor utang yang muncul baru – baru ini adalah fasilitas pinjaman sebesar US$2 Miliyar berhasil didapatkan oleh pemerintah kita dari Bank Dunia. Meskipun sebenarnya dana ini baru bisa dimanfaatkan apabila pemerintah tidak memenuhi keperluan pembiayaan dan juga defisit anggaran. Misalkan krisis Eropa semakin memburuk, maka asumsi ekonomi makro yang memiliki ketetapan defisit senilai 2,23% tentunya akan semakin meningkat.
Dengan beberapa langkah – langkah ini, pemerintah yakin krisis ekonomi yang mengancam di tengah kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak, maka Indonesia masih mempunyai ketahanan ekonomi yang cukup mampu untuk menghadapi gejolak ekonomi global tersebut.
Namun kami menemukan sebuah opini yang kami rasa perlu untuk menjadi acuan para pemimpin di negara ini khususnya dalam memacu peningkatan kualitas ekonomi Indonesia yang bentuknya lebih kepada pencegahan agar krisis yang sangat tidak kita inginkan itu tidak terjadi lagi. Inilah artikel tentang tiga pintu yang menjadi tempat masuknya krisis ekonomi di negara kita. Dengan memahami artikel ini, mudah – mudahan kita bersama bisa mencegah terbukanya kembali tiga pintu tersebut agar krisis ekonomi segera menjauh dari negeri tercinta ini.
Tiga Pintu Tempat Masuknya Krisis Ekonomi
Dari informasi yang kami kutip dari berbagai sumber, pada bulan Juni 2012 lalu Agus Martowardojo selaku Menteri Keuangan pernah mengatakan bahwa krisis ekonomi yang melanda Eropa itu bisa masuk ke negara Indonesia melewati tiga pintu, yaitu melalui pintu perdagangan, pintu keuangan, dan kepercayaan. Hal ini beliau sampaikan sesaat setelah mengadakan rapat Komisi Keuangan di DPR RI beberapa waktu lalu.Melalui pintu perdagangan diprediksi bahwa nilai ekspor Indonesia akan mengalami guncangan. Terbukti pada April 2012 yang lalu sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik tercatat bahwa Indonesia mengalami defisit nilai ekspor sebesar US$ 641 juta lebih. Hal ini diakibatkan nilai impor yang terjadi di pasar perdagangan lebih besar dibanding nilai ekspor dari dalam negeri. Besarnya nilai impor saat itu mencapai US$ 16,62 Miliyar, sedangkan nilai ekspor hanya mencapai US$ 15,98 Miliyar. Meskipun demikian beliau mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu bergantung pada nilai ekspor saja meskipun hal tersebut memang ada pengaruhnya terhadap stabilitas keuangan negara yang memicu terjadinya krisis ekonomi.
Agus juga mengatakan bahwa pemerintah masih perlu untuk meninjau kembali masalah pengendalian impor. Hal ini diperlukan sebab pemerintah juga masih kesulitan dalam mengatur kebijakan ekspor. Dan jika pembatasan impor ini dilakukan, maka hal yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah adalah kepastian pemenuhan kebutuhan domestik dengan produksi dari dalam negeri. Berarti jika kebutuhan dalam negerti dapat terpenuhi dengan produksi dalam negeri, maka nilai impor bisa ditekan. Jika produksi dalam negeri tidak dapat mencukupi kebutuhan domestik maka resikonya adalah timbulnya kelangkaan dan memicu meningkatnya inflasi.
Dan untuk mengatasi masuknya krisis ekonomi melalui pintu keuangan dan kepercayaan, Beliau telah menyampaikan bahwa kondisi krisis yang melanda Eropa telah merangsang pemerintah kita untuk melakukan konsolidasi penyehatan keuangan. Dan sebagai antisipasinya, pemerintah kita juga telah membentuk protokol manajemen krisis yang berfungsi untuk menstabilkan kesehatan fiskan, menstabilkan rasio utang negara, dan memperkokoh kondisi ekonomi domestik.
Beberapa Langkah Yang Dilakukan Pemerintah untuk Mencegah Krisis Ekonomi
Mengenai ketahanan fiskal sebenarnya pemerintah kita optimis sanggup untuk tetap menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap berada di bawah angka 3%. Di sisi lain, pemerintah juga terus melakukan perbaikan iklim investasi dan memperbaiki kondisi infrastruktur dengan tujuan untuk menjaga pergerakan pertumbuhan ekonomi agar kuat terhadap ancama krisis ekonomi.
Dan informasi terbaru di sektor utang yang muncul baru – baru ini adalah fasilitas pinjaman sebesar US$2 Miliyar berhasil didapatkan oleh pemerintah kita dari Bank Dunia. Meskipun sebenarnya dana ini baru bisa dimanfaatkan apabila pemerintah tidak memenuhi keperluan pembiayaan dan juga defisit anggaran. Misalkan krisis Eropa semakin memburuk, maka asumsi ekonomi makro yang memiliki ketetapan defisit senilai 2,23% tentunya akan semakin meningkat.
Dengan beberapa langkah – langkah ini, pemerintah yakin krisis ekonomi yang mengancam di tengah kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak, maka Indonesia masih mempunyai ketahanan ekonomi yang cukup mampu untuk menghadapi gejolak ekonomi global tersebut.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete