Home » » BI Memprediksi Perekonomian Indonesia Naik 6,8% Pada 2014

BI Memprediksi Perekonomian Indonesia Naik 6,8% Pada 2014


bank indonesia
Pihak Bank Indonesia (BI) kembali lagi memproyeksikan akan pertumbuhan perekonomian di bawah yang diajukan oleh pemerintah untuk tahun 2014. Jika pemerintah terus beranggapan akan pertumbuhan perekonomian bisa dikejar di antara 6,4%-6,9%, pihak bank sentral telah memberi jeda lebih sempit dengan batas atas yang jauh lebih rendah, yaitu 6,5%-6,8%.

"Pada 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi kita akan terus merangkak naik (ini dibandingkan 2013). Salah satu yang menyebabkan adalah faktor yang mendukung, ialah prospek perbaikan pertumbuhan perekonomian global yang diperkuat dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan diiringi dengan pemotongan belanja fiskal pemerintah dan membaiknya perekonomian di negara China," Seperti yang dikatakan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada pertemuan dengan para anggota Komisi XI DPR, pada hari Kamis (20/6).

Amerika serikat juga disebutkan akan terus tumbuh lebih baik perekonomiannya dari tahun ini, yaitu berada di level 2,7% jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2013 yang hanya diproyeksi di level 1,9%. China juga diperkirakan akan terus tumbuh stabil. Jika proyeksi pertumbuhan padatahun ini berada  di 7,8%, tahun depan angka pertumbuhan akan terlihat sama.

"Kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia kami perkirakan juga akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas. Prospek yang lebih baik ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014. Atas dasar itu kami melihat pertumbuhan ekonomi berada di 6,4-6,8%," Agus menambahkan

Semua perkiraan tersebut sedikit lebih pesimistis jika dibandingkan dengan asumsi pemerintah. Pemerintah terlalu mengharapkan pertumbuhan yang lebih pesat dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada tahun depan yaitu pada keadaan tahun pemilu dan investasi asing yang diprediksi masih deras.

"Pihak kami terus melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang akan terjadi pada 2014 dikarenakan ini merupakan momentum pemilu. Ini diperkirakan dampak yang akan terjadi cukup kuat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,26%-5,6%," seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri dalam sebuah kesempatan rapat kerja yang sama dengan BI dan Komisi XI.

Sumber pertumbuhan utama lain ialah investasi yang diharapkan tumbuh 8,8%-10,2%. Chatib menyatakan ini proyeksi yang cukup optimistis. "Angka di kuartal pertama tahun ini pertumbuhan investasi hanya 5,1%,"  ujarnya
Advertisement:

0 komentar:

Post a Comment