Home » , » Berita Ekonomi - Rupiah Terus Turun, Ini Salahnya AS Kata Wamenkeu

Berita Ekonomi - Rupiah Terus Turun, Ini Salahnya AS Kata Wamenkeu

rupiah

Berita Ekonomi - Penggelontoran likuiditas yang akan dikurangi oleh Bank sentral AS (the Feed) yang santer diberitakan belakangan ini, merupakan suatu hal yang memicu lemahnya nilaui tukar rupiah akhir-akhir ini, seperti yang dikatakan oleh Bapak Wakil Menteri Keuangan RI (Wamenkeu).


Kebijakan moneter ini dinilai telah menjadi pemicu likuiditas di AS yang selama ini mengalir ke semua negara di dunia termasuk negara-negara berkembang, ditarik kembali. Ini dikatakan oleh Mahendra dalam suatu agenda diskusi yang dilakukan bersama wartawan pada hari Jumat (14/6) di kantor Kemenkeu yang terletak di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat


"Kita tahu bahwa ada informasi tentang kemungkinan bank sentral AS atau the Fed mengurangi kebijakan penggelontoran likuiditasnya yang disebut QE, yang telah menyebabkan banyak likuiditas yang selama ini mengalir dari AS ke seluruh dunia. Itu dikonsolidasikan kembali ke luar dari negara-negara yang lain termasuk negara-negara berkembang kembali ke AS," ujarnya. 



Dia juga mengumpamakan bahwa penggelontoran likuiditas yang dilakukan oleh pihak the Feed ini adalah menjadi sebuah obat penawar untuk menyembuhkan kelesuan dunia perekonomian. “Tetapi sebenarnya bukan menjadi obat yang langsung untuk penyakit tertentu, yakni kelesuan ekonomi, tapi obat kerangka waktu tambahan untuk pasien agar tidak terlalu parah sakitnya, sehingga dia mendapat obat lebih tepat terkait dengan sektor riil, fiskal, dan restrukturisasi yang dibutuhkan,” kata Mahendra.



Ditambahkannya juga bahwa AS selama ini belum mendapat obat yang mujarab, sehingga pihak the Fed memberikan obat sementara dalam kurun waktu cukup panjang agar membuat pihak AS kecanduan akan obat tersebut.


Kata Mahendra, pihaknya dari awal sudah mengantisipasi jika satu saat nanti QE berhenti, maka ini mengakibatkan gejolak karena pengaruh yang begitu besar yang digelontorkan AS seperti yang terjadi belakangan ini.


Pihaknya memandang, semakin cepat QE dihentikan akan lebih baik dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan tumbuh karena didorong oleh sektor riil yang menguat dan restrukturisasi fiskal.


"Dari pihak kami berpandangan semakin cepat QE itu dihentikan, dan kemudian pertumbuhan ekonomi AS memang betul-betul tumbuh karena didorong sektor riil yang menguat dan restrukturisasi fiskal serta mengatasi defisitnya, akan lebih baik lagi,” tuturnya.
Advertisement:

0 komentar:

Post a Comment