Home » » Kemparekrap Targetkan Pendapatan 250 Triliun di Tahun Ini

Kemparekrap Targetkan Pendapatan 250 Triliun di Tahun Ini


Lokot Ahmad Enda
Pihak Kemparekrap (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) membidik sumbangan devisa dari sektor pariwisata serta ekonomi kreatif akan meraih total pendapatan RP 240 triliun sampai Rp 250 triliun pada 2013. 

Menurut Direktur Perencanaan Destinasi dan Investasi Pariwisata Kemenparekrap, bapak Lokot Ahmad Enda, pada 2012, sektor pariwisata menyumbangkan devisa sebesar Rp 80 triliun. Dan untuk sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 150 triliun. 

"Bila potensi pariwisata serta ekonomi kreatif disinergikan, kami memperkirakan devisa yang dihasilkan dapat meraih total pendapatan Rp 240 triliun sampai Rp 250 triliun serta tidak cuma untuk APBN, namun juga untuk pendapatan daerah dan masyarakat sendiri," tuturnya di sela-sela acara Penguatan Teknis Kelompik Kerja bali yang diadakan di kawasan Geopark Batur, Sabtu ( 15/6 ).

Lokot menambahkan, usaha menambah devisa dari sektor pariwisata serta ekonomi kreatif dikerjakan kemparekrap dengan memompa implementasi program program Destination Management Organization (DMO) yang sudah diluncurkan sejak 2010. 

Program DMO merupakan tata kelola rencana, koordinasi, implementasi serta pengendalian organisasi untuk menambah potensi tempat sebagai tujuan pariwisata serta perekonomian masyarakat. 

Sejak diluncurkan pada 2010, telah ada 15 potensi wisata di 15 provinsi yang dikembangkan melewati program DMO. ke-15 potensi wisata itu diantaranya Danau Toba di Sumatera Utara, Geopark Batur di Bali, Tujuan wisata pulau Bunaken di Sulawesi Utara, Wisata bahari Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Pulau Komodo serta Kelimutu di Nusa Tenggara Timur, dan Kota Tua di ibu kota jakarta. 

Lokot juga menegaskan, lewat program DMO, Kemparekrap berusaha mengembangkan potensi wisata sesuai keperluan dari daerah tersebut bahkan akan menjadi stakeholder di lokasi-lokasi tujuan wisata tersebut. 

Pasalnya, Kemparekrap memperhatikan sektor pariwisata juga ekonomi kreatif belum merakyat dan semua kegiatannya masih bertumpu dari program yang telah diatur oleh pusat. 


"Maka dari itu kita koordinasi segera dengan dinas-dinas yang berkaitan di Pemda, Tokoh agama serta masyarakat, juga agar pariwisata dapat dikembangkan. Desa walaupun dapat jadi tujuan wisata, hingga masyarakat bisa mengenjot ekonomi kreatif serta rasakan hasil positifnya," kata lokot.
Advertisement:

0 komentar:

Post a Comment